Kisah nyata ini merupakan salah satu pengalaman romantis seorang remaja yang menceritakan tentang nikah muda karena perjodohan paksa oleh orang tua terhadap anaknya. awalnya sedih karena perjodohan paksa tersebut, namun berakhir bahagia dan timbul rasa cinta diantara mereka. mari kita simak ceritawow perjodohan berujung jadi cinta paling romantis dalam cerita dewasa berikut ini.
Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota, setelahnya lulus ternyata orang tuaku yang sudah berusia senja meminta aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh. tanpa ada rasa cinta apa apa kami menuruti kemauan orang tua kami langsung menikah tanpa pacaran sebelumnya.
Lelaki itu (sebut aja Raman) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat persetubuhan diranjang. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.
Ketika
 paginya aku bangun, dia gak ada disebelahku, aku memang bobo duluan 
semalam. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, 
dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes 
untuk siap2 kekantor. Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. 
Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar
 yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang 
menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini. Walaupun 
kesal ya aku iya aja.
 “Ishita ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.
 “Iya”, jawabnya singkat, gak tau apa yang ada dibenaknya, kok malem 
pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja 
dinikahinya.
 Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma 
dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no 
problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku
 begitu aku kasih signal.
Di
 kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang perempuan cipika cipiki dengan 
aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 
ja, gak tau semalem aku bobo sampe pagi, gak da yang nyolek2.
 Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa 
dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng 
mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat 
kerja rodi di kantor, itu juga belum slesai kerjaanku.
 
Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti 
kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos dan disambut
 dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.
Setibanya
 di rumah dia belum pulang, padahal dah malem banget. aku hanya 
merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. 
filmbokepjepang.sex tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk
 ke kamar.
 “sorry bang, tadi Ishita nggak sempet masak,
 kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan 
malam kami setelah pesenannya dateng.
 Dibandingkan 
temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku 
termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang 
yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, 
makanya aku bingung banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa
 jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan
 tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada 
kucing yang nolak ikan asin hihi.
Setelah
 mandi dia nonton tv, karena gak ada acara yang menarik menurutnya, dia 
duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya 
pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni
 malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “belum slesai 
kerjanya bang”.
 “belum”, jawabnya singkat, tanpa 
memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo 
gitu Ishita tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis 
walaupun bete banget.
Malam
 itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku 
bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku 
keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa. Rupanya malem kmaren dia
 juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku 
dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi.
 Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.
 “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan 
masuk ke Ishita”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara 
sandalku memecah keheningan pagi itu.
 “nggak apa-apa 
kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil 
mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Ishita buatin kopi ni”.
 “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.
 “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset 
dah juteknya, bukannya trima kasih dah dibikinin kopi ma istrinya.
 setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga 
paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan 
celana pendek dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).
 “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan
 menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, bang?” 
tanyaku balik.
 “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”
 “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai 
merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan 
untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi.
Hari
 itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan 
mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang. Sepulang kantor dia 
menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu
 meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di 
rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum. Sambil menunggu kami,
 aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Ishita seneng deh abang ajak 
makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ya bang”. Kemudian aku 
banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di 
kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 
ceritaku.
 Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh 
waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. 
Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, 
dah aku atur gitu.
Pembicaraan
 terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan.
 Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami 
lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo 
bis makan trus ngantuk.
 Maklum, kata ahli kesehatan 
seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang 
masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna 
ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.
Sesampainya
 di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku 
baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan. Aku 
sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks
 langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.
 Aku 
yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang
 lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau ngambil 
bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel
 tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang 
judulnya suamiku itu.
 Apa impoten kali ya dia, sampe 
gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin 
cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebih ceria, gak taunya…. “nggak 
apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar.
 Dengan 
menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya 
meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah
 nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek 
pinggangnya.
 “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku 
bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Ishita yang
 di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, 
filmbokepjepang.sex nggak pegel apa tidur di sofa?
 
Enakan tidur di sini bareng Ishita,” sambungku sambil menepuk tempat 
tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit 
mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebih maju 
lagi.
Setelah
 tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas 
tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal 
yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan 
langsung memejamkan matanya.
 “Abang masih punya pacar 
yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku 
yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih 
sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik.
 “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil 
tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” 
jawabnya.
 “ohh… Ishita kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,
 “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak 
sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga 
lelaki macam ini didunia.
 Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu.
Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang diselangkangannya. Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masih normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.
pagi
 itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja 
mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus 
saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.
 Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami 
berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau 
mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos 
berlambang MU dengan celana pendek, karena kegedean bajunya aku atur 
hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.
 Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang 
bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak 
boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.
 “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.
 Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. 
Kalo cantik mah Ishita dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri 
abang cantik”, aku menggodanya.
 “udah makan dulu 
sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Ndah”. “Tu kan selain
 cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar 
ocehanku.
Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Ishita”. perlahan dia duduk disampingku.
 Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia 
menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di 
bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan 
kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.
 “Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja,
 aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum 
nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah
 nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”
 ih gombal,.” 
jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Ishita sih pasrah aja, orang 
tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Ishita nggak keganggu.
 Ishita mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”
 “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.
 “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”
 “ooh..” langsung dia mencium pipiku.
 “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
 Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. 
“abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada 
sedikit kecewa.
 “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.
 “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku 
mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Ishita prempuan pertama yang 
abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Ishita ajarain dulu ya, terus 
nanti kalo udah bisa, abang bales.”
 Segera kucium 
bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut 
bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” 
kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas 
ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.
 
“mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku 
tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka 
lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget 
deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?”
 “ya nggak lah, 
Ishita juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat 
film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.
 “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.
 “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.
 “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.
 “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya 
didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 
lugu.
 “ngomongnya langsung aja, nggak usah 
berbelit-belit, bingung aku” “Ishita mau diemelin ma abang” jawabku to 
the point sambil menarik bajunya.
 “yah…nggak tau harus 
gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa 
kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan 
kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film 
porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si 
liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya.
 lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil 
melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih 
sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.
 “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa 
siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang 
menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil 
merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.
 
“nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. 
“emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan 
pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di 
pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.
 
Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan
 posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami
 saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti 
adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, 
kayanya thai deh.
 Baju si prempuan disingkap keatas dan
 toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku 
sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan 
dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” 
jawabnya.
 Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi 
sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang 
bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman 
diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel.
 “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat 
yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, 
jawabnya untuk meredakan rasa keselku.
 “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.
 “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”
 Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku 
melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya 
menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung 
pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.
 
“Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang 
membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang 
kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat 
tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana 
kamu basah” “iya, Ishita kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.
Adegan
 di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari 
tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian 
dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Ishita gituin nggak?” tanyaku.
 “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. filmbokepjepang.sex 
“nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik
 celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama 
sekali dibalik cdnya. “gila, Ishita udah hampir dua kali orgasme, abang 
berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.
 aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda 
dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam 
kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 
menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan 
menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum 
dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, 
katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah 
maninya di dalam mulutku.
Aku
 agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga 
muncratan mani berikutnya membasahi wajahku. Aku bisa menerimanya dan 
kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah belum apa2 dah ngecret 
dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting 
ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari 
untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku 
sambil tersenyum.
 Tibalah film itu di puncak aksinya, 
si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. 
“rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia 
telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang 
leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.
 Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai 
dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia 
menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. 
teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.
 Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan 
pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut
 kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan
 kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Ishita nggak mau disituu 
ajaa..teruuss tuurruunn..”
 Dia ikuti kemauanku. 
filmbokepjepang.sex Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku 
menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak 
mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” 
katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Ishita pake, 
tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” 
jawabku.
 dia kembali menciumi pusarku sampai di atas 
vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” 
“nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia 
menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima 
rangsangan yang terasa nikmat.
 “Ach.. Uch bang enak 
sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, 
kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan 
kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.
 dengan 
disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil 
mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, 
lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan 
keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.
 Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil 
dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan 
nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, 
sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.
 aku 
semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih 
dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan 
lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang 
vegiku.
 Semakin cepat dia menjilat, semakin aku 
menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Ishita tau enaknya gak 
ketulungan gini, Ishita dah minta dari awal”.
 Aku makin
 mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh 
dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu 
cairan keluar membasahi vegiku.
 Aku mengerang panjang, 
“Ooohh baang.. Ishita keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku 
di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku 
berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua 
pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.
 “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.
 “kok udahan sih? sorry tadi Ishita keenakan jadinya narik-narik rambut 
abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.
 Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan 
selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel 
untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum 
segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya 
disampingku,
 “IshitaIshita, aku mau minta maaf kalo aku
 udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah 
banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, 
Ishita juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Ishita”,
 jawabku.
 “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka 
baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi 
dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan 
selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film 
yang tadi kami ‘pause’.
 Aku menarik tangannya dan 
menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu
 bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya 
kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam 
tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.
 
“mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa 
juga…..kamu aja yang master belum siap apa lagi aku,” jawabnya.
 “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Ishita kan masih perawan”. “gak
 apa-apa nanti aja.” “tapi Ishita pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal 
sakit loh nanti.
 ” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.
 Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia 
membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.
 “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.
 “Ayo bang cepat, Ishita sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan 
bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. 
Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan 
air mata.
 Ada darah membekas di batang kontinya. Aku 
mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya 
pelan didalam vegiku.
 “sakit?”, tanyanya pelan. “udah 
nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya 
lagi. “iya..” jawabku manja.
 Perlahan mulai dia 
memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia
 tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa 
kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.
 Dalam
 permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil 
mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil 
meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia
 memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.
 
kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat,
 bang, Ishita mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe 
akhirnya, “mmhh…Ishita…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami 
berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan
 di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk 
memulihkan tenaga.
 Orgasme ku disusul olehnya, senang 
sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. 
Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. 
“Ishita..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa 
kali,..kalo nanti Ishita hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami 
pun kelelahan dan tertidur.
Kira2
 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis.
 Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami 
kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan
 yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum.
 “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Ishita mau lagi ya”.
 “Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.
 “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm
 ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”
 Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum
 serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju 
orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 
69.
 Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. 
putri77.net vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya 
jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan 
pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku.
 “Ishita kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, 
sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” 
ajakku bersemangat.
 Setelah aku siap menungging, dengan
 pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan
 ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, 
oohh..” aku mendesah.
 “Bleess..!” akhirnya masuk semua 
batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya 
maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya.
 “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh 
nikmat.
 Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan
 tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya 
masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku 
semakin menikmati permainan ini.
 “Ooohh.. baangg.. 
Ishita nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku 
lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga 
akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam 
habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa 
banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.
 Kami 
berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah 
lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan 
terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu 
kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.
 Ketika 
kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi 
bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. 
Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera
 jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak 
berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik 
turun.
 Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang 
jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di 
kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.
Dia
 menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari 
pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk 
menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih 
dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya.
 Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami
 orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa 
dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku 
yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan kita tadi, puas
 tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang belum kluar”.
 Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian 
disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih 
basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, 
sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir 
vegiku.
 jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan 
lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, 
meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen 
lagi.
 Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku 
ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak
 kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh 
menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.
 Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya 
yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih 
nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci 
dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas 
toket dan pentilku yang mengeras.
Aku
 bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas 
hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta 
klitku dengan lembut. filmbokepjepang.sex Dia memainkan lidahnya pada 
klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku
 nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.
 Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas 
kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan 
sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan 
tubuhku diatas tubuhnya.
 Dia mulai menggerakkan 
pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun 
menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun 
dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. 
mmff..” desahanku semakin menggila.
 Tangannya tidak 
tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut 
menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke
 atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.
 
“Bang.. Ishita nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut 
bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah 
kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak 
bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” 
maninya muncrat.
 Aku menelungkup diatasnya, bibirku 
dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang 
tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa
 membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru 
terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. 
sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.
 weekend
 itu kami terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat 
seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku 
lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya.